Jumat, 17 Agustus 2012

HUKUM MENGQADHA ENAM HARI PUASA SYAWAL



Puasa enam hari di bulan Syawal, sunat hukum dan bukan wajib berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Arti : Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan kemudian disusul dgn puasa enam hari di bulan Syawal maka puasa itu bagaikan puasa sepanjang tahun” [Dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya]

Hadits ini menunjukkan bahwa puasa enam hari itu boleh dilakukan secara berurutan ataupun tdk berurutan, krn ungkapan hadits itu bersifat mutlak, akan tetapi bersegera melaksanakan puasa enam hari itu ialah lebih utama berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Arti : ..Dan aku bersegera kpd-Mu. Ya Rabbku, agar supaya Engkau ridha (kpdku)” [Thaha : 84]

Juga berdasarakan dalil-dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah yg menunjukkan kutamaan bersegera dan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Tidak diwajibkan untuk melaksanakan puasa Syawal secara terus menerus akan tetapi hal itu ialah lebih utama berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Arti : Amalan yg paling dicintai Allah ialah yg terus menerus dikerjakan walaupun sedikit”

Tidak disyari’atkan untuk mengqadha puasa Syawal setelah habis bulan Syawal, krn puasa tersebut ialah puasa sunnat, baik puasa itu terlewat dgn atau tanpa udzur.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar